Pendekatan Deskripsi terhadap Tasybih dalam kitab Asrar Al Balagah Karya Al Jurjani dan Relevansinya dalam Sastra Arab
DOI:
https://doi.org/10.63822/yc8gsb28Keywords:
Tasybih, Asrar Al Balagah, Al Jurjani , balaqahAbstract
Penelitian ini membahas konsep Tasybih (perumpamaan) dalam perspektif, karya Asrar Al Balagah monumental ‘Abdul Qahir al-Jurjani, seorang tokoh penting dalam khazanah ilmu balāghah klasik. Kajian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif-retoris dengan metode studi pustaka terhadap teks primer dan literatur pendukung. Puisi Arab klasik yang sarat dengan keindahan bahasa dan nilai estetika, menjadikan Tasybih sebagai sarana utama dalam menyampaikan makna secara mendalam, bukan hanya sebagai ornamen retoris, tetapi juga sarana penyampai pesan moral dan budaya. Al-Jurjani melalui Asrar Al Balagah menempatkan Tasybih sebagai unsur utama dalam keindahan gaya bahasa Arab. Ia menjelaskan unsur-unsur dasar Tasybih (al-musyabbah, al-musyabbah bih, adat al-tasybih, dan wajh al-syibh), serta klasifikasinya berdasarkan kejelasan perangkat dan bentuk perbandingan. Dalam karyanya, al-Jurjani tidak hanya menyusun teori, tetapi juga mengkritik dan mengapresiasi karya penyair terdahulu seperti al-Buhturi dan Ibn al-Mu‘tazz. Temuan makalah ini menunjukkan bahwa konsep Tasybih menurut al-Jurjinibukan sekadar alat keindahan, tetapi representasi dari kecanggihan berpikir, kekuatan logika, dan kedalaman makna dalam retorika Arab klasik.
References
Al-Bahturi merumakan seorang penyair yang terkanal, terutama di masa pemerintahan Abbasiyah.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid I, 118.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid I, 120.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid I, 198.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid I, 38-39. Di antara yang membedakan al-Jurjānī dengan ahli balagah lainnya adalah pada cara al-Jurjānī menjelaskan teori-teorinya berdasarkan contoh-con toh al-Qur’an, al-hadis, genre puisi dan prosa Arab. Contoh-contoh terse but kemudian diuraikan dengan mendetail dengan maksud yang terkan dung dalam maknanya. Uraian khas al-Jurjānī inilah yang tidak ditemui dalam karya-karya sarjana sastra baik sebelum maupun setelah al-Jurjānī.
Lihat: Wikipedia https://en.wikipedia.org/wiki/Abd_al-Qahir_ al-Jurjani Lihat pula: Maḥmud Muḥammad Shākir, Muqaddimah dalam ‘Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Dalā’il al-Iʻjāz, pembacaan dan komentar oleh Maḥmud Muḥammad Shākir (Kairo: al-Hai’ah al-Mishriyyah al-Ammah Lil al-Kitāb, 2000), a.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid I (Ed.) Muhammad Abdul Mun’im al-Khafaji (Qahirah: Maktabah al-Qahirah, 1979), 91.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid I, 272.
Abd al-Qāhir al-Jurjānī, Asrār al-Balāghah, jilid II, (Ed.) Muhammad Abdul Mun’im al-Khafaji (Qahirah: Maktabah al-Qahirah, 1979), 12-13.
Abdel-Malek, Anouar. Social Dialectics: Civilisations and Social Theory (Vol. 1). State University of New York Press, 1981.
Abdul Azīz Atiq, ‘Ilmu al-Bayān (Beirut: Dār al-Nahḍah al ‘Arabiyyah, 1985), 22.
Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī, Tārīkh ‘Ulūm al-Balāghah wa al Ta’rīf bi Rijālihā (Kairo: Maktabah al-Bāb al-Ḥalabhī, 1950), 102.
Al-Bahturi merumakan seorang penyair yang terkanal, terutama di masa pemerintahan Abbasiyah.
Al-Khatib, Issam A., et al. "Solid waste characterization, quantification and management practices in developing countries. A case study: Nablus district–Palestine." Journal of environmental management 91.5 (2010): 1131-1138.
Badawi Tabanah, al-Bayān al-‘Arabī (Beirut: Dār Audah, 1972), 13.
Banyak buku-buku yang mengulas tentang riwayat hidup to koh-tokoh dalam berbagai bidang, seperti kitab Tabaqāt al-Shāfiah, Sha darāt al-Dhahāb, dan Fawāt al-Wafayāt yang menjelaskan riwayat hidup al-Jurjānī. Akan tetapi secara umum tidak menjelaskan secara lengkap sejarah awal kehidupannya. Secara umum, hanya mengulas keterlibatan al-Jurjānī dalam ilmu balaghah, kemasyhuran, aliran serta mazhab yang diikuti al-Jurjānī.
Gaber, Amal H., Mona MR El-Sayed, and Rania Aly Maher. "A Vision for the Revitalization of Tinnis Island."
Nama lengkapnya Abū ‘Alī al-Ḥasan bin ‘Alī, pendiri Madra sah Niẓāmiyyah. Di masa kepemimpinannya, para ulama yang mening galkan Jurjan dipanggil kembali untuk mengisi aktifitas pengajaran, se hingga dunia intelektual-akademik kembali tumbuh di kota Jurjan. Lihat: Aḥmad Maṭlūb, ‘Abd al-Qāhir al-Jurjānī: Balāghatuh wa Naqduh, 11.
Suryaningsih, Iin, and Hendrawanto Hendrawanto. "Ilmu Balaghah: Tasybih dalam Manuskrip †œSyarh FÄ «BayÄ n al-MajÄ z wa al-TasybÄ «h wa al-KinÄ yahâ€." Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora 4.1 (2017): 1-10.
Walid Muhammad Murad, Al-Nazm wa Qimatuha al-Ilmiah fi al-Dirāsah al-‘Ilmiah, (Damsyiq: Dār al-Fikr, 1983), 49.
Yāqūt al-Ḥamawī bahwa kota Jurjan/Gorgan ketika itu meru pakan kota yang sangat indah, subur dan penduduknya memiliki akhlak yang baik seperti yang sering diutarakan oleh para penyair dalam berbagai gubahan shā’irnya yang menggambarkan keindahan kota Jurjan. Lihat: Aḥmad Maṭlūb, ‘Abd al-Qāhir al-Jurjānī: Balāghatuh wa Naqduh (Bei rut: Wakālah al-Maṭbū’āt, 1973), 11.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Sulaeman, Raswan, Ahmad Dardiri, Achmad Fudhaili (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.